Makassar, (Humas MAN 2) – Pelaksanaan Isra Mi’raj di MAN 2 Kota Makassar kali ini berbeda karena dirangkaikan dengan pelaksanaan Panen Raya P5RA (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Aalamin) yang dibuka secara langsung oleh Kakanwil Kemenag Prov. Sulawesi Selatan, Drs. KH. Khaeroni, M.Si (Jumat, 03/03/2023).
Isra Mi’raj yang dilaksanakan dengan tema Momentum Reflektif Peringatan Isra Mi’raj 1444 H, Bangkitkan Semangat Dakwah Islam Menuju Indonesia Maju. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kanwil Kemenag Sul-Sel, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah, Kepala Kemenag Kota Makassar, Kepala MAN 2 Kota Makassar, Ketua Komite yang diwakili oleh Ketua SDM Dr. Kusno Kamil, perwakilan dari MTSN 1, perwakilan MAN 1, perwakilan MAN 3, pendidik, dan tenaga kependidikan, serta siswa MAN 2 Kota Makassar.
Dalam sambutan Kepala MAN 2 Kota Makassar, Hj. Darmawati, S.Ag.,M.Pd. berharap agar kegiatan P5RA menjadikan siswa sebagai generasi milenial yang kreatif dan inovatif.
“P5RA merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka memberi kesempatan kepada siswa untuk terjun langsung ke dunia sesungguhnya. Siswa telah mendapatkan materi selama kurang lebih sepekan dari entrepreneur muda sebagaimana tema P5RA kali ini yaitu kewirausahaan sehingga anak-anakku kelak pada masanya dapat menciptakan karya-karya yang mendunia,” paparnya.
“Kegiatan amaliah ramadhan akan dilaksanakan pada awal ramadhan dengan berbagai kegiatan sebagai hikmah dari isra’ miraj.” tambahnya.
Kepala Bidang Penmad H. Tonang, S.Ag.,M.Ag. juga sangat mengapresiasi kegiatan P5RA yang kedua dari tiga tema yang wajib dilaksanakan dalam satu tahun untuk Fase E.
Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sul-Sel dalam ceramahnya mengatakan bahwa peringatan isra’ miraj dilakukan sebagai wujud cinta kepada Rasulullah SAW. yang telah memperjuangkan hidup manusia dan alam semesta. Sejarah perjalanan dari masjidil haram ke masjidil Aqso, masjidil Aqso ke sidratul muntaha dalam sekejap untuk menerima perintah Allah swt yakni melaksanakan shalat lima waktu.
Shalat lima waktu yang selalu diawali dengan takbir setelah niat, bacaan alfatihah dan surat pendek dan diakhiri dengan salam setelah melalui ruku dan sujud, seyogyanya dilakukan dengan penuh ketawadhuan, rasa syukur, kerendahan hati karena sesungguhnya manusia sangat kecil di hadapan Allah Swt.
“Jabatan dalam hidup ini adalah cobaan, sehingga kita tidak boleh merasa tinggi di hadapan Allah swt. karena Allahlah yang Maha Tinggi,” lanjutnya.
Oleh karena itu, manusia haruslah memperbanyak amalan, amalan yang lebih baik salah satu cirinya adalah terletak pada siapa yang banyak salat, lebih tertib salat karena salat mencegah dari perbuatan mungkar. Dengan demikian, semoga kita termasuk manusia yang memiliki banyak ibadah baik ibadah mahdha maupun ibadah ghairu mahdhah,” pungkasnya. (Humas/hsn)