Makassar, HUMAS KEMENAG – Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Madrasah Indonesia (DPW PGMI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar musyawarah wilayah (Muswil) dan seminar nasional di Hotel Aerotel Smile Losari Makassar, Jumat – Sabtu, 4 sampai 5 Oktober 2024.
Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini dihadiri langsung oleh 100an peserta, perwakilan dari DPD PGMI se-Sulsel, dan 400an peserta via daring. Muswil DPW PGMI resmi dibuka oleh Kepala Kanwil Kemenag Sulsel pada Jumat sore, 4 Oktober 2024.
Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag Sulsel H.M. Tonang menyampaikan ucapan selamat dan sukes atas pelaksanaan Muswil dan seminar nasional yang digelar oleh PGMI Sulsel, dengan harapan organisasi profesi guru madrasah ini terus tumbuh berkembang demi peningkatan komptensi dan kesejahteraan anggotanya.
“PGMI sebagai mitra Kementerian Agama diharapkan dapat membantu Kemenag dalam peningkatan kompetensi guru madrasah, membantu meningkatkan kesejahteraannya, sekaligus melakukan advokasi atas permasalahan yang dihadapi,” ucapnya
Menurut H. Tonang, sapaan akrabnya, ada potensi luar biasa yang dimiliki oleh PGMI Sulsel dengan jumlah anggota yang mencapai 28 ribu orang, baik yang berstatus PNS, PPPK maupun honorer. “Dari segi jumlah, semua ini menjadi potnesi untuk bisa dikelolah oleh PGMI,” imbuhnya.
Selain itu, H. Tonang juga meminta kepada PGMI untuk terus mendorong anggotanya meningkatkan kulaifikasi dan kompetensinya sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan juga dengan perkembangan teknolgi informasi yang semakin pesat.
“Organisasi yang baik adalah organisasi yang terus mendorong dan terus mengajak anggotanya untuk terus belajar demi meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, H. Tonang, sapaan akrabnya, juga menyoroti penempatan guru madrasah di Sulsel yang tidak merata sehingga ada sejumlah guru yang menumpuk di satu tempar, sementara di tempat lain ada yang kekurangan guru.
“Guru di Sulsel sebarannya tidak merata, olehnya itu kita lakukan pemetaan guru-guru kita yang ada di madraah, baik yang PNS 2019 dan 2020, termasuk guru PPPK. Sebaran guru masih menumpuk pada wilayah tertentu, sepert di perkotaan dan madrasah negeri. Ini nanti kita tertibkan,” bebernya.
Kenapa ini dilakukan, lanjutnya karena menurutnya ada sejumlah guru dengan tugas menumpuk, yakni merangkap guru mapel dan guru kelas, dan juga ada yang tidak lagi menjalankan tugas dengan baik karena memikirkan keluarganya.
Terakhir, H. Tonang mengimbau kepada guru madrasah untuk mengabdi dan mengajar dengan ikhlas tanpa pamrih karena itu adalah investasi yang akan menjadi legacy bagi bangsa ini.
“Dengan mendidik anak-anak kita, itu adalah investasi. Sepuluh atau dua puluh tahun kemudian mungkin akan menjadi pemimpin di negeri,” pungkasnya.
Adapun seminar nasional yang dilaksanakan menghadirkan secara daring Direktur GTK Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Dr Thobib Al Asyhar, S.Ag., M.Si selaku narasumber.
Kegiatan ini turut dihadiri Kabid Penmad selaku Sekjen DPP PGMI H. Wahyudin Hakim, Kakan Kemenag Kab. Barru, H. Jamaruddin, Sekretaris DWP PGMI Sulsel, Hj. Darmawati, serta Ketua DPW AGPAI Sulsel, Hasanuddin.
(AB)